Makalah Hadist Tarbawi (Cita-Cita dan Harapan Pelajar)
MAKALAH HADIST TARBAWI
Cita-Cita dan Harapan Pelajar
DOSEN PENGAMPU:
Aya Mamluah, S. Sos.I,M.Pd.I
Disusun oleh:
Anggun Wahyu Sulistya Alyasinda (201955010104819)
Fitria Sulistyaningrum (201955010104820)
Martha Diana Saputri (201955010104821)
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI BOJONEGORO
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat taufiq serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Cita-Cita dan Harapan Pelajar ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist Tarbawi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penyusun.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi demi terselesaikanya makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER..................................................................
KATA PENGANTAR............................................
DAFTAR ISI..........................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang...................................................
Rumusan masalah.............................................
Tujuan pembahasan.........................................
BAB II PEMBAHASAN
Hadist tentang Cita-Cita Pelajar....................
Hadist tentang Tujuan Pendidikan..............
Hadist tentang Kesuksesan Ilmu..................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan........................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tujuan, cita-cita dan harapan setiap anak didik sejak kecil perlu ditumbuhkan dalam pendidikan, agar sejak dini terarah kemampuan, hobi, dan bakat anak didik terutama pada jenjang pendidikan yang akan dilaluinya. Setiap aktivitas yang dilakukan manusia harus ada harapan dan tujuan, tak ada manfaatnya sebuah aktivitas tanpa ada arah tujuan yang dicita-citakan, apalagi berurusan dengan pendidikan. Manusia hidup yang sukses memang harus mempunyai cita-cita, tujuan dan harapan yang menggairahkan semangat kerja, semangat usaha, dan semangat berlatih dan belajar.
Sebagian orang mengatakan, bahwa hidup tanpa cita-cita bagaikan langit tanpa bintang. Cita-cita yang digantung seorang pelajar hendaknya lebih tinggi dan lebih besar, jangan lebih kecil. Cita-cita yang besar inilah yang akan membuat seseorang menjadi besar.
- Bagaimana hadist yang menjelaskan tentang cita-cita pelajar?
- Bagaimana hadist yang menjelaskan tentang tujuan pendidikan?
- Bagaimana hadist yang menjelaskan tentang kesuksesan ilmu?
C. TujuanPembahasan
- Untuk mengetahui hadist tentang cita-cita pelajar
- Untuk mengetahui hadist tentang tujuan pendidikan
- Untuk mengetahui hadist tentang kesuksesan ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadist tentang Cita-Cita Pelajar
Artinya : Dari Abdillah bin Mas’ud berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ Tidak iri (hasut) yang diperbolehkan, kecuali pada dua orang; sesesorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah, lalu dikuasakan atas belanjakannya pada jalan kebenaran. Dan seseorang yang diberi hikmah (ilmu yang bermanfaat) oleh Allah SWT, ia amalkan dan ia ajarkannya kepada orang lain”. (HR. Muttafaq Alayh)
Hadist ini menjelaskan ada dua hasut yang diperbolehkan dalam islam. Pertama, harta benda seseorang yang didermakan di jalan Allah. Kedua, Ilmu pengetahuan yang dimiliki seesorang dan kemudian diamalkan dan diajarkan. Hasut atau iri di sini diartikan ghibthah yang diperbolehkan bukan hasut syar’i yang terlarang.
Iri ghibthah seperti diatas diperintahkan bagi setiap orang karena termasuk bagian dari berbalap dalam kebaikan(fastabiqul khayrat), terutama bagi pelajar perlu mempunyai cita-cita yang tinggi supaya dapat memotivasi hidup dalam perjuangan mencapai cita-cita yang tinggi itu. Dalam pepatah Bahasa Arab sebagaimana di atas dikatakan “Jadilah engkau seorang manusia sekalipun kakinya dibawah gunung tetapi cita-citanya di atas bintang tsurayya dan zuhal. Dalam mendidik anak sejak kecil perlu ditumbuhkan cita-cita, agar dapat mendorong lebih giat belajarnya dan terarah jenjang serta jurusan pendidikan yang akan ditempuh.
Pelajaran yang dapat dipetik dari hadist:
Iri hati disisni dimaksudkan ghibthah, yaitu memiliki cita-cita kebaikan seperti yang dimiliki orang laina dalah suatu anjuran dalam agama dan bagian dari berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khayrat).
Anjuran memiliki cita-cita yang tinggi bagia pelajar agar dapat memotivasi meraihnya dengan belajar yang sungguh-sungguh.
Dengki yang tercela yakni mengharapkan hancurnya nikmat orang laina adalah sebuah penyakit sosial yang berbahaya dan mengancam tegaknya persatuan umat.
Anjuran bersifat murah tidak bakhil terhadap harta yang diberikan Allah.
Anjuran mempelajari ilmu yang bermanfaat diamalkan dan diajarkan.
B. Hadist tentang Tujuan Pendidikan
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Seseorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada masing-masing adalah baik. Usahakan sungguh-sungguh mengerjakan sesuatu yang berguna bagi engkau, mintalah bantuan kepada Allah dan jangan engkau lemah. Jika engkau terkena sesuatu masalah, jangan engkau mengatakan : Andaikan saya berbuat begini niscaya begini. Akan tetapi katakanlah : Telah ditakdirkan Allah dan sesuatu yang dikehendaki Allah pasti terjadi. Sesungguhnya kata “andai kata” membuka perbuatan setan. (HR. Muslim)
Pesan penting dari hadist diatas adalah membentuk manusia mukmin yang kuat atau berkualitas baik dari segi jasmani maupun segi rohani. Mukmin berkualitas ini lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah.
Tujuan pendidikan Islam membentuk kepribadian anka didik yang kuat jasmani, rohani dan nafsaninya (jiwa) yakni kepribadian Muslim yang dewasa. Sesuai dengan pengertian pendidikanagama Islam itu sendiri, yaitu bimbingan atau pertolongan secara sadar yang dilakukan oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik kearah kedewasaan menuju terbentuknya kepribadian Muslim.
Maknanya mukmin kuat hendaknya menggabungkan antara usaha dan tawakal. Usaha lahir dan batin berusaha melakukan sesuatau yang bermanfaat disertai dengan berdo’a memohon pertolongan kepada Allah agar dapat melaksanakannya dengan baik kemudian diserahkan kepada Allah.
Pelajaran yang dapat dipetik dari hadist:
Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia mukmin yang berkualitas baik jasmani maupun rohani.
Mukmin berkualitas adalah sesesorang yang mampu ber-mujahadah (mengendalikan) hawa nafsu untuk taat dan berbuat manfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Mukmin berkualitas imanya menggabung antara usaha lahir dan batin, berusaha keras dan memohon pertolongan kepada Allah.
Mukmin berkualitas ketika tertimpa suatu musibah berusaha antara mengobati dan berserah diri kepada takdir Tuhan tanpa penyesalan.
C. Hadist tentang Kesuksesan Ilmu
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Ingatlah, bahwa dunia ini terkutuk, dan semua yang ada di dalamnnya juga terkutuk, kecuali zikrullah dansesuatu yang dicintai-Nya, orang lain (orang yang berilmu) dan orang yang belajar ilmu”. (HR. al-Tarmudzi dan ia berkata Hadis ini Hasan)
Hadist ini bimbingan Rasulullah terhadapa umatnya, bagaimana bersahabat dengan dunia atau harta benda yang ada di sekitarnya. Dunia dan harta benda tidak seluruhnya membahagiakan manusia dan tidak seluruhnya menyelamatkannya dari penderitaan. Oleh karena itu, dunia dan harta benda yang telah dimiliki akan dimintai pertanggung jawaban di sisi Allah nanti, dari mana dan untuk apa harta benda dunia dimiliki. Jika diperolehnya dengan benar dan dibelanjakannya dengan benar bahkan di jalan Allah akan mendapatkan limpahan pahala yang besar. Tetapi jika sebaliknya, cara memperoleh dan pembelanjaanya tidak benar atau di jalan setan bukan di jalan Allah akan mendapatkan ancaman yang besar pula.
Dunia itu terlaknat karena ia menipu hawa nafsu seseorang dengan keindahan dan kelezatannya kemudian memalingkannya dari ibadah. Harta benda pada umumnya menjauhkan Allah dan tidak mendamaikan persaudaraan. Harta yang seperti ini tidak menenangkan hati dan tidak membahagiakan dunia akhirat. Bahkan akan merusak dan membinasakan pemiliknya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesuksesan ilmu jika bisa membawa materi harta benda dunia ke jalan terpuji atau digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Materi yang disertai ilmu akan membawa seseorang untuk zikir kepada Allah yang akan memberikan manfaat dunia akhirat. Sebeliknya materi harta benda menjadi tercela, jika tidak disertai ilmu, karena akan menjauhkan diri dari Allah atau melalaikan perintah-perintah-Nya.
Pelajaran yang dapat dipetik dari hadist:
Anjuran menuntut ilmu dan mengajarkannya.
Menuntut ilmu dan mengajarkanya untuk bekerja secara professional dan halal tidak termasuk dunia yang tercela.
Kesuksesan dunia tidak mengahalangi keikhlasan dalam menuntut ilmu dan mengajarkanya asal tetap berniat mencari ridha Allah dan untuk kemaslahatan umat.
Menuntut ilmu dan mengajarkanya untuk mencari pekerjaan dunia menjadi terkutuk jika tidak disertai zikir atau melaksanakan perintah Allah.
Anjuran mencari kesuksesan dunia dan kesuksesan akhirat secara seimbang yang menjadi salah satu ciri ajaran agama Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasut dengan arti ghibthah, yakni keinginan atau cita-cita sukses seperti orang lain yang telah sukses diperbolehkan dalam dua hal yaitu, kesuksesan materi yang didermakan di jalan kebaikan dan kesuksesan ilmu yang diajarkan dan diamalkan. Seorang mukmin kuat lebih baik daripada mukmin lemah. Maksud dari mukmin kuat adala kuat lahir dan bati, kuat jasmani dan rohani. Tanda mukmin kuat adalah adanya usaha lahir batin yang seimbang dan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang diinginkan.
Materi harta benda dunia dan seisinya terlaknat oleh Allah artinya dijauhkan dari rahmat Allah kecuali disertai zikir kepada Allah atau yang mendekatinya seperti amal saleh yang membuat cinta kepada Allah dan cinta sesamanya, dan orang alim dan orang yang belajar. Harta yang terlaknat adalah harta yang melupakan perintah Allah, tidak embuat cinta kepada Allah dan sesamanya. Kesuksesan ilmu adalah ketika dapat membuat keseimbangan antara kepentingan dunia dan khirat.





Komentar
Posting Komentar